Banyak Pohon Karet tak Produktif di Kalsel, Hasil Minim

Petani sedang Menyadap Karet
PORTALBANUA.COM - BANJARMASIN 

Sedih, jika melihat nasib 400 ribu Kepala Keluarga (KK) petani karet. Pasalnya, pohon karet banyak yang tidak produksi dengan baik lagi, bahkan petani menyadap karet, hingga 4 meter ketinggiannya.

Bagaimana mungkin? Ini terjadi di Kalsel, dan menyadap karet hingga 4 meter, menjadi yang pertama di Indonesia,” ucap Sekretaris Eksekutif Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Kalimantan Selatan, Hasan Yuniar Jumat (27/5/2023).

Baca Juga: Tingkatkan Investasi di Dalam Negeri, LG Segera Buka Fasilitas Produksi AC MULTI V

Sebab itu, jelas Hasan Yuniar, tak heran petani karet hijrah ke pekerjaan lainnya, seperti memotong rumput.

“Data kita pun, 80% lahan karet tidak produktif, dan kondisi pohon karet sudah lebih dari 35 tahun,” tambahnya.

Dana untuk peremajaan karet pun, sambung Hasan Yuniar, banyak tersedot ke infrastruktur, apalagi Ibu Kota Negara (IKN) pindah ke Kalimantan Timur, yang terus membutuhkan pembangunan.

Baca Juga: Kementerian Perindustrian Gelar Rakornas Penyusunan Program Penumbuhan dan Pengembangan IKM Tahun 2024 di

Sebenarnya, sebut Hasan Yuniar, Kalsel sangat kekurangan karet (bokar), biasanya satu pabrik karet mampu tersuplai 500 ton karet (bokar) per hari dari petani. “Saat ini, sulit sekali, paling masuk 30 ton per hari satu pabrik,” katanya.

Rencananya, papar Hasan Yuniar, akan ada pertemuan antara Pemprov Kalsel (Disbun, Disdag, Disperin), dengan pengusaha karet. “Apa yang menjadi keluhan, bagaimana aspirasinya, ini harus dituntaskan,” tandasnya.

Baca Juga: Bank Kalsel, Ada Program Lanjutan ‘QRISkan Banua’

Jika sesama pengusaha bertemu, menurutnya, sudah biasa di Gapkindo Kalsel, sebab itu, momen pertemuan pengusaha karet dan Pemprov Kalsel menjadi suatu hal yang bermanfaat sekali untuk kepentingan ekonomi Kalsel, Bumi Lambung Mangkurat. (ad/tim)

 

0 Komentar