![]() |
Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat di Kota Bogor |
PORTALBANUA.COM, KOTA BOGOR – Pemerintah Kota Bogor bersama Yayasan WWF Indonesia tandatangani nota kesepahaman (MoU) sebagai langkah bersama dalam pengelolaan sampah plastik di Kota Bogor secara berkelanjutan.
Baca Juga: Meningkatkan Kepekaan Sosial di Momen Idul Adha 1446 Hijriyah, FKPWK Potong 2 Ekor Sapi Kurban
Penandatanganan
ini berlangsung di TPS3R Mekarwangi, yang menjadi salah satu lokasi percontohan
pengelolaan sampah berbasis masyarakat di Kota Bogor.
Kerja sama ini merupakan lanjutan dari kolaborasi
yang telah dibangun sejak 2021 melalui inisiatif Plastic Smart Cities (PSC).
Melalui program tersebut, WWF-Indonesia dan Pemerintah Kota Bogor telah
bersama-sama mengembangkan pendekatan yang komprehensif untuk mengatasi
permasalahan sampah plastik, mulai dari penguatan kelembagaan TPS3R, advokasi
kebijakan, edukasi masyarakat, hingga pengurangan timbulan sampah dari
sumbernya.
Wali Kota Bogor Dedie Abdu Rachim menegaskan permasalahan
sampah, terutama sampah plastik, tidak dapat diselesaikan hanya oleh pemerintah.
“Diperlukan kerja sama lintas sektor. Kota Bogor berkomitmen memperkuat sistem
pengelolaan sampah dari hulu hingga hilir, termasuk upaya mencegah kebocoran
sampah ke sungai dan lingkungan,” ujarnya.
Baca Juga: Meningkatkan Kepekaan Sosial di Momen Idul Adha 1446 Hijriyah, FKPWK Potong 2 Ekor Sapi Kurban
Hal ini sesuai dengan salah satu Program Strategis
Pemerintah Kota Bogor yaitu Bogor Sehat. Pemerintah Kota Bogor menargetkan
adanya peningkatan pelayanan kebersihan melalui pengembangan dan pengelolaan
sampah berbasis wilayah dengan metode 3R, penyediaan armada dan fasilitas
pengelolaan sampah yang layak dan memadai sehingga dapat mewujudkan Kota Bogor
sebagai kota yang lebih bersih dan minim sampah plastik.
Melalui
program ini, WWF-Indonesia mendukung program strategis pemerintah Kota Bogor
dengan meningkatkan gerakan 3R di pendampingan teknis di tingkat tapak untuk
meningkatkan jangkuan layanan pengelolaan sampah plastik.
Selama tahun 2021 hingga saat ini, WWF-Indonesia
telah bekerja sama dengan MRF Mekar Wangi, Bank Sampah Bersih Istiqomah,
Yayasan Rumah Kedua, Yayasan Rekam Jejak Nusantara, Bank Sampah Kenanga, Bank
Sampah Induk Kita, TPS3R Bantar Kemang, Bank Sampah Rangga Mekar, TPS3R Mutiara
Bogor Raya, Kertabumi, Mountrash, Waste4Change dan lain-lain. Dengan cara
penguatan kelembagaan, pengelolaan dan manajemen.
Baca Juga: Meningkatkan Kepekaan Sosial di Momen Idul Adha 1446 Hijriyah, FKPWK Potong 2 Ekor Sapi Kurban
WWF-Indonesia
juga melakukan edukasi ke sekolah dan juga Youth Activist untuk mengajak anak
muda untuk ikut akftif mengurangi penggunaan sampah plastik.
Pengelolaan sampah dari sumber serta kolaborasi
lintas sektor menjadi fondasi penting dalam upaya pengurangan sampah di Kota
Bogor. Selama periode 2022–2024, kolaborasi antara Pemerintah Kota Bogor dan
WWF-Indonesia melalui program ini mencatatkan pengurangan timbulan sampah
plastik mencapai 10.000 ton.
Capaian ini merupakan hasil dari peningkatan upaya pengelolaan sampah dari sumber dan kuatnya kolaborasi. Pada masa mendatang, hasil itu sangat perlu dikuatkan dalam sistem perencanaan pengelolaan sampah dan legislasi, serta terwujudnya Smart Environment kota Bogor. PSC berkomitmen untuk mendukung upaya kota Bogor tersebut.
Baca Juga: Meningkatkan Kepekaan Sosial di Momen Idul Adha 1446 Hijriyah, FKPWK Potong 2 Ekor Sapi Kurban
Aditya Bayunanda, CEO WWF-Indonesia, mengatakan.
“WWF-Indonesia bekerja untuk mengurangi sampah plastik karena berdampak pada
kehidupan satwa liar di alam.
Selama
empat tahun terakhir, kami membangun model pengelolaan sampah plastik yang
terintegrasi, mulai dari pengelolaan sampah dari sumbernya terutama rumah
tangga, meningkatkan kapasitas Bank Sampah Unit maupun Bank Sampah Induk,
pelibatan partisipasi masyarakat melalui kelembagaan TPS3R, dan pendampingan
kebijakan pengelolaan sampah.
Sejatinya seluruh kegiatan pengurangan sampah plastik ini, untuk mencegah kebocoran plastik ke alam sehingga berdampak pada kehidupan satwa liar dan keanekaragaman hayati lainnya, kesehatan ekosistem, dan juga kesehatan manusia sebab mikroplastik sudah ditemukan dalam darah manusia”.
Baca Juga: Meningkatkan Kepekaan Sosial di Momen Idul Adha 1446 Hijriyah, FKPWK Potong 2 Ekor Sapi Kurban
Lanjut Aditya,”Penandatanganan MoU hari ini
bukanlah titik awal, melainkan lanjutan dari kolaborasi strategis untuk membuat
dampak yang lebih luas. Kota Bogor membuktikan bahwa komitmen terhadap
lingkungan harus diwujudkan melalui solusi nyata yang menyeluruh dari hulu ke
hilir, melalui gerakan No Plastic in Nature”.
Pengelolaan sampah dari sumber serta kolaborasi
lintas sektor menjadi fondasi penting dalam upaya pengurangan sampah di Kota
Bogor, dan ini menjadi contoh baik bagi kota-kota lain untuk upaya pengurangan
sampah plastik.
Ke depan, kerja sama ini diharapkan dapat semakin memperkuat sinergi antara Pemerintah Kota Bogor, WWF-Indonesia, dan seluruh pemangku kepentingan terkait. Bersama, kedua lembaga akan terus mengembangkan dan mengimplementasikan solusi inovatif untuk pengelolaan sampah plastik yang berkelanjutan.
Baca Juga: Meningkatkan Kepekaan Sosial di Momen Idul Adha 1446 Hijriyah, FKPWK Potong 2 Ekor Sapi Kurban
Dengan dukungan semua pihak, Kota Bogor berpotensi
menjadi pionir dalam pengelolaan sampah berbasis komunitas yang efektif,
sekaligus menginspirasi daerah lain untuk mengikuti jejaknya dalam menjaga
kebersihan dan kelestarian lingkungan.
Komitmen
berkelanjutan ini menjadi fondasi untuk mewujudkan kota yang bersih, sehat, dan
ramah lingkungan bagi generasi mendatang. (adh/tim)