![]() |
Diskominfo Kalsel dan ANTARA Bekali Gen Z Menulis Fakta Bukan Fomo |
PORTALBANUA.COM, BANJARBARU - Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kalimantan Selatan dan Perum LKBN ANTARA Biro Kalsel berkolaborasi membekali Generasi Z agar menulis dan menyebarkan informasi berdasarkan fakta, bukan karena fomo atau takut ketinggalan informasi.
“Bertepatan dengan kegiatan Kalsel Expo 2025 di Banjarbaru, kami menggelar kelas jurnalistik di stan untuk mengedukasi masyarakat terkait berita khususnya Generasi Z,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang Komunikasi Publik Diskominfo Kalsel Chairun Ni’mah usai mengikuti materi jurnalistik pada kegiatan Kalsel Expo 2025 di Banjarbaru, Selasa.
Pada kelas jurnalistik ini Diskominfo Kalsel menghadirkan Kepala LKBN ANTARA Biro Kalsel Taufik Ridwan Sodikin sebagai narasumber untuk mengedukasi Generasi Z pada kegiatan Kalsel Expo 2025 yang berlangsung pada 10-15 Agustus.
“Selain dari umum, peserta juga dari relawan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Kami memberikan banyak materi dan literasi terkait informasi dan layanan publik,” kata Chairun.
Sementara itu, Kepala LKBN ANTARA Biro Kalsel Taufik Ridwan Sodikin sebagai narasumber kelas jurnalistik memberikan materi terkait fomo yang saat ini cukup familier di khalayak.
Menurut dia, Generasi Z tidak boleh terbawa arus dengan tren fomo karena berpotensi berdampak buruk terhadap peristiwa yang sebenarnya, karena akurasi berita sering dikorbankan demi kecepatan penyebarluasan berita. Contohnya masyarakat sering menyebarluaskan berita yang belum jelas asal usulnya karena fomo.
Selain itu, Taufik mengatakan budaya fomo justru menyebabkan penyebaran informasi tanpa verifikasi dan berpotensi memunculkan hoaks, bahkan dapat menyebabkan kepercayaan publik menurun jika informasi yang disebarkan terbukti hoaks.
Oleh karena itu, dia menekankan menulis dan menyebarluaskan berita harus berbasis fakta, bukan hanya sekadar mementingkan viral sesaat atau hanya karena fomo.
Taufik menyampaikan Generasi Z berperan penting dalam mengantisipasi dampak buruk fomo, yakni menjadi pembuat konten yang cerdas dan beretika, menjadikan platform digital sebagai ruang edukasi untuk disebarluaskan kepada masyarakat, dan membangun reputasi kredibel dengan menyajikan fakta kepada masyarakat.
Ia pun memberikan beberapa cara menulis dan menyebarkan fakta bukan fomo. Generasi Z perlu mengecek minimal dua sumber atas berita yang dibaca maupun diolah, menghindari asumsi yang terlalu negatif yang isinya tidak seimbang, tidak mencari sensasional atau kontroversi, dan mencantumkan bukti atau bisa menggunakan alat cek fakta.
“Fakta adalah fondasi untuk menjaga integritas penulis dan penyebar informasi, tujuan utamanya untuk mendidik masyarakat,” ujar Taufik.
Selain kelas jurnalistik di Kalsel Expo 2025, Diskominfo Kalsel menyediakan berbagai layanan informasi, seperti nonton bareng literasi digital, serta games yang berkaitan dengan pelayanan publik.
Bahkan, para peserta mendapatkan berbagai hadiah menarik guna meningkatkan animo pengunjung terkait informasi layanan publik.
Kemudian, Diskominfo Kalsel menggelar podcast yang membahas berbagai layanan publik terkait Komisi Informasi (KI), Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID), Komisi Penyiaran Informasi Daerah (KPID), dan layanan informasi lainnya.
Pada akhir kegiatan, Diskominfo Kalsel menggelar lomba standup komedi untuk memberikan ruang bagi masyarakat menyampaikan kritik dan saran terkait pelayanan publik pemerintah daerah, lalu saat sesi akhir sharing informasi bakal mengundang influencer untuk mengedukasi masyarakat yang hadir di Kalsel Expo 2025. (ant/tim)